Minggu, 22 November 2015

JASA SUMUR BOR MOJOKERTO DAN SEKITARNYA

[gallery ids="987,988,989" type="rectangular"]

Jasa Pembuatan Sumur Bor


Anda kini tidak perlu khawatir lagi jika ingin membuat sumur bor anda hanya perlu menghubungi kontak penyedia jasa pembuatan sumur dan mereka akan datang kerumah anda untuk melihat area yang anda punyai. Anda harus benar-benar cermat memilih orang untuk membantu pembuatan sumur. Pastikan mereka benar-benar tahu bagaimana membuat dan juga merawat sumur. Ada juga banyak penyedia jasa pembuatan sumur yang menawarkan jasa perbaikan sumur. Anda bisa membuat sumur boryang sesuai dengan budget atau dana yang anda miliki. Konsultasikanlah semua hal kepada pembuat sumur tersebut terlebih dahulu. Anda bisa memilih pembuat sumur yang telah direkomendasikan oleh teman anda. Biasanya pembuat sumur tersebut akan jauh lebih terpercaya ketimbang jika anda memilih dan mencari sendiri.

tapi jangan hawatir, disini menyediakan jasa sumur bor murah dan berkualitas,,,, langsung saja kontak nomor di bawah sini,,,

CV.ANAS JAYA

Tosim

081330625462

alamat: Ngabar Jetis Mojokerto rt 14 rw 16

Mojokerto dan Sekitarnya

dijamin murah dan berkualitas

 

Sabtu, 03 Januari 2015

Muhammad layakkah jadi nabi?

Apakah Muhammad Layak Menjadi Nabi?
Upaya memburukkan citra nabi Muhammad sudah
berlangsung sejak beliau menyampaikan dakwah secara
terang-terangan. Kaum musyrik Quraisy saat itu
berupaya agar penduduk Makkah tidak mau mendengar
apalagi percaya kepada perkataan Muhammad.
Tercetuslah ide untuk mengatakan Muhammad seorang
penyihir, ada pula yang mengatakan nabi Muhammad
orang gila. Mereka pun mewanti-wanti keluarganya agar
tidak dekat-dekat dengan Muhammad karena
Muhammad akan membuat hubungan keluarga menjadi
retak. Orang tua dan anak, suami dan istri akan
berpisah.
Upaya memburukkan citra Muhammad terus berlanjut
dengan tujuan yang sama. Kini, upaya memburukkan
citra nabi Muhammad merambah dunia maya. Saya
menemukan beberapa buku elektronik di internet yang
menjelek-jelekkan nabi Muhammad. Salah satu buku
tersebut yang berjudul “Mengenal Muhammad: Sebuah
Psikobiografi dari Nabi Allah” menyebut nabi
Muhammad sebagai perampok, pembantai masal,
gangster penggarong, pedofil, pembunuh, haus wanita,
dll. Dengan klaim-klaim tersebut penulisnya, Ali Sina,
menganggap bahwa Muhammad tidak layak menjadi
nabi. Klaim Muhammad sebagai nabi adalah upaya
melegitimasi segala tindak tanduknya.
Ali Sina adalah pendiri situs faithfreedom.org. Jika anda
tidak familiar dengan situs ini, mungkin anda ingat
kasus kartun nabi yang disebarkan lewat blog-blog.
Yang saya tahu kartun nabi itu diterjemahkan oleh tim
situs FaithFreedom Indonesia. Mereka juga
menerjemahkan materi-materi anti Islam lainnya,
termasuk buku ini.
Antara sejarah dan persepsi sejarah
Klaim-klaim ini memang didasarkan pada peristiwa
sejarah tertentu. Perampok karena nabi Muhammad
mengambil ghanimah dari peperangan. Pembantai
karena nabi Muhammad pernah memerintahkan untuk
membunuh seluruh pria dewasa suku Yahudi Bani
Quraizah. Phedopili karena menikahi Aisyah yang
menurut istilah saat ini masih di bawah umur. Gila seks
karena menikahi 11 perempuan, dengan 9 di antaranya
pada satu waktu.
Pada dasarnya peristiwa-peristwa tersebut memiliki latar
belakang dan penjelasannya masing-masing. Namun
saya tidak akan terlalu larut berapologetika dengan
sejarah dan persepsi sejarah. Sejarah Islam yang sahih
tentu bisa diterima. Namun perlu kita catat, sejarah
pada dasarnya memiliki sifat netral. Yang jadi masalah
adalah persepsi sejarah yang sangat bergantung ada
siapa yang mempersepsikannya.
Dalam memahami sejarah kita harus mampu
membedakan antara fakta sejarah dan interpretasi
sejarah. Interpretasi sejarah bisa ditarik kesana kemari,
menjadi indah dan menarik atau buruk dan memuakkan,
tergantung asumsi awal yang diinginkan pembaca
sejarah. Dengan asumsi awal masing-masing setiap
kelompok akan mencari pembenaran terhadap
interpretasi sejarah yang mereka inginkan.
Dengan persepsi sejarah yang suudzan, para musuh
Islam bisa menyimpulkan bahwa seluruh kehidupan nabi
Muhammad itu salah dan jelek. Begitu pula sebaliknya,
umat Islam dengan persepsi sejarah yang husnudzan
akan mudah menerima penjelasan di balik semua
peristiwa tersebut. Hal ini sesuai dengan istilah “sejarah
dibaca sesuai keinginan pembacanya”.
Saya akan memberikan sedikit contoh penjelasan
sederhana tentang klaim-klaim suudzan di atas:
Tentang perampok, apakah nabi Muhammad merampas
harta penduduk? Tidak, harta yang beliau ambil adalah
harta yang dibawa ke medan perang. Hal ini lumrah
dalam setiap peperangan. Apakah tentara yang kalah
perang membawa pulang senjata dan harta yang ia
bawa? Lagi pula jika yang diinginkan adalah kekayaan,
Muhammad tidak perlu jadi nabi. Para sahabat tidak
perlu masuk Islam. Mereka sudah kaya sebelum masuk
Islam. Mereka justru meninggalkan harta mereka ketika
berhijrah ke madinah.
Tentang gila seks, jika memang nabi Muhammad gila
seks dia bisa melakukannya sebelum dia diangkat
menjadi nabi tetapi sepanjang usianya sampai Khadijah
wafat beliau hanya punya satu istri. Lalu tentu nabi
Muhammad akan memilih wanita-wanita muda untuk ia
nikahi, kenyataannya beberapa di antaranya janda.
Tentang pedofil, bisa dijawab dengan jika nabi
Muhammad pedofil seharusnya kesebelas perempuan
yang dia nikahi berusia dini, nyatanya hanya Aisyah.
Sekali lagi tidak masuk akal, bila hasrat seksual yang
tinggi mendorong Muhammad mengklaim dirinya
sebagai nabi. Saat itu beristri banyak atau menikahi
perempuan di bawah umur adalah hal yang lumrah.
Tentang pembantai, apakah nabi Muhammad selalu
membantai setiap suku yahudi? Tidak. Suku tersebut
dihukum karena telah berkali-kali berkhianat dengan
pengkhianatan yang sangat berbahaya bagi eksistensi
umat dan negara Islam yang baru berdiri.
Bila kita teliti, demi kesimpulan akhir Muhammad adalah
seorang penjahat, mereka sering kali menggunakan
hadits yang dhaif daripada hadits yang sudah jelas
keshahihannya. Contoh kasus mengenai pernikahan
Muhammad dengan Zainab. Ali sina mengatakan
Muhammad tertarik dengan Zainab karena tidak sengaja
melihat pakaian Zainab yang tersingkap. Hadits ini
banyak menerima kritikan dan disebut sebagai hadits
dhaif. Dan agaknya sulit menerima kesimpulan nabi
Muhammad baru menyadari kecantikan Zainab, padahal
mereka berdua tumbuh bersama. Zainab adalah anak
bibi nabi Muhammad.
Cerita ini ditampilkan dalam buku tersebut, namun demi
kesimpulan bahwa nabi Muhammad adalah maniak
seks, Ali Sina tidak menampilkan hadits-hadits sahih
seputar pernikahan Zaid dengan Zainab. Fakta
pernikahan Zaid dan Zainab diinisiasi oleh Muhammad,
fakta bahwa pernikahan mereka berdua tidak harmonis,
dan fakta bahwa Zaid berulang kali meminta izin
bercerai yang selalu nabi Muhammad tolak tidak
ditampilkan.
Bila sudah benci memang sulit menerima kenyataan.
Setidaknya seharusnya semua riwayat dikumpulkan lalu
diambil kesimpulan. Tidak boleh mengambil kesimpulan
dari suatu hadits tanpa mempertimbangkan hadits lain.
Apalagi hadits tersebut sudah terbukti dhaif.
Montgomery Watt, seorang uskup sekaligus ahli biografi
kontemporer tentang Muhammad, mengatakan: “Tidak
ada tokoh besar sejarah yang mendapat apresiasi
sedemikian menyedihkan kecuali Muhammad. Sebagian
besar penulis Barat cenderung mempercayai yang
terburuk tentang Muhammad, dan jika interpretasi yang
tak menyenangkan, namun kelihatan masuk akal,
mereka cenderung menerimanya sebagai fakta”.
Standar penilaian
Pada dasarnya, kita tidak dapat menilai sejarah hidup
nabi Muhammad. Standar apakah yang akan kita
gunakan? Fakta bahwa sejarah merupakan sesuatu
yang netral membuat Ali Sina harus memberikan
standar untuk untuk menilai sejarah hidup nabi
Muhammad. Standar itu namanya Golden Rule. Inti dari
golden rule ini adalah perlakukan orang lain
sebagaimana kita ingin diperlakukan. Golden Rule ini
menyerahkan penilaian baik dan buruk kepada
pertimbangan manusia semata. Padahal manusia
sejatinya tidak bisa menentukan baik dan buruk.
Jika kita dalami setiap orang memiliki penilaian yang
tidak sama terhadap baik dan buruk. Hal ini karena
ketika manusia memberi penilaian baik dan buruk,
pastilah dasar penilaian tersebut adalah masalah suka
tidak suka terhadap sesuatu. Sedangkan tiap orang
memiliki penilaian suka tidak suka yang berbeda satu
sama lainnya. Karena itu, setiap tempat, suku, dan
bangsa memiliki nilai moral, etika dan logika masing-
masing yang berbeda satu sama lainnya.
Di antara perbedaan penilaian terhadap baik dan buruk
itu, Tuhan mengutus nabi untuk membawa pendapat
Tuhan tentang baik dan buruk. Landasan baik dan buruk
juga bukan suka tidak suka manusia. Melainkan suka
tidak suka Tuhan. Karena itu, sejarah hidup nabi
Muhammad bukanlah untuk kita nilai baik dan buruk.
Justru sebaliknya sejarah hidup nabi Muhammad
haruslah dijadikan standar nilai untuk kita.
Dalam buku tersebut Ali Sina telah sebenarnya
menyinggung salah satu bantahan terhadap Golden
Rulenya, yaitu bahwa nabi Muhammad justru membawa
nilai baru yang berbeda dengan nilai kebanyakan orang.
Sayangnya dalam buku tersebut Ali Sina tidak
membantah kembali jawaban ini. Ia hanya
mengomentari bantahan ini dengan mengatakan Islam
tidak menganggap ada nilai moral, etika, dan logika.
Sejarah hidup nabi Muhammad sebagai rujukan fiqih
Sebagai standar nilai baru dan berbeda, sejarah hidup
nabi Muhammad yang berupa perkataan, perbuatan dan
diamnya justru menjadi rujukan fikih umatnya. Sebagai
contoh kasus pernikahannya dengan Aisyah. Ketika
menemukan sejarah ini, seorang muslim tidak lantas
latah mengatakan nabi Muhammad adalah seorang
pedofil. Yang pertama ia lakukan adalah meneliti hadits
yang mengatakan hal tersebut.
Bila hadits itu dhaif, artinya tidak dapat dipercaya dan
sikap seorang muslim adalah meninggalkannya.
Sedangkan bila sahih harus kita jadikan sebagai rujukan
fikih. Saya menemukan ada yang mendhaifkan ada pula
yang menshahihkan hadits tersebut. Saya tidak akan
ikut perdebatan tersebut. Yang pasti, kita tidak boleh
menolak matan (isi) suatu hadits yang kita rasa
bertentangan dengan kebiasaan kita bila terbukti hadits
tersebut sahih.
Penutup
Kembali pertanyaan awal kita, apakah Muhammad layak
menjadi nabi? Tentu saja layak. Beliau adalah manusia
yang dipilih oleh Allah. Kita mungkin menemukan ada
tingkah laku atau ajaran nabi Muhammad yang
bertentangan dengan nilai-nilai kekinian, tapi hal tersebut
tidak bisa menjadi ukuran. Hal yang membuat kita yakin
bahwa Muhammad adalah seorang utusan tuhan adalah
karena beliau membawa al Qur’an yang menjadi
mukjizat atau bukti dari Allah

contoh SURAT GUGATAN PERCERAIAN

SURAT GUGATAN PERCERAIAN Kepada Yth: Bapak/Ibu Ketua Pengadilan Negeri/Agama [...................] Di Tempat Dengan hormat ...