Sabtu, 05 November 2016

MISTIK ISLAM


B.     Mistik Islam
Dalam agama Islam, mistisisme diberi nama tasawuf dan oleh kaum orientalis Barat disebut sufisme. Kata sufisme dalam istilah orientalis Barat khusus dipakai untuk mistisisme Islam dan istilah sufisme tidak dipakai untuk mistisisme yang terdapat dalam agama-agama lain.[6] Seperti halnya agama lain, mistisisme Islam bertujuan membersihkan unsur-unsur batiniah manusia untuk mendapatkan kebersihan jiwa dari segala yang mengotorinya sekaligus berusaha untuk sedekat mungkin kepada Allah.
Islam mitis atau Islam tasawuf bisa didefinisikan sebagai Islam yang lebih menekankan pada pemikiran dan praktik pencarian hubungan manusia dan Tuhan dengan cara-cara berpaling pada hal-hal duniawi dan lebih mengutamakan penghayatan dan kepasrahan pada Tuhan semata. Jalan untuk menuju pada sebuah kesempurnaan hubungan antara manusia dan Tuhan, dalam Islam mitis, didapatkan dengan melalui beberapa tingkat yaitu syariat, tarikat, hakikat dan ma’rifat. Syariat adalah hidup yang sesuai dengan hukum Allah. Tarikat adalah bentuk kepasrahan pada Tuhan secara sepenuhnya. Hakikat adalah tingkat di mana manusia hanya memperhatikan Allah semata-mata dan ma’rifat adalah tahap terakhir yaitu tahap kesempurnaaan.[7]
Tujuan dari tasawuf itu sendiri ialah untuk memperoleh hubungan langsung dengan Tuhan, menyatu dengan Tuhan dan seseorang itu menyadaria akan kehadirat Tuhan. Intisarinya ialah menyadari akan adanya Tuhan dapat berkomunikasi dan berdialog antara roh manusia dan Tuhan dan biasanya dilakukan dengan kontemplasi atau mengasingkan diri. Dan dalam islam kesadaran dengan Tuhan itu dapat juga dinamakan dengan ittihad yaitu bersatu dengan Tuhan. Sedangkan Tasawuf adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari bagaimana cara dan jalan seorang manusia supaya dapat lebih memdekatkan diri dengan Tuhan yaitu Alloh Swt .
Mistisisme ini muncul sebagai pemberontakan jiwa, dalam diri orang-orang yang benar-benar berpikiran ruhaniah, yang menentang formalitas agama dan juga kejumudan agama, yang selanjutnya terpengaruh oleh perasaan bahwa manusia bisa menjalin sebuah hubungan langsung dengan Tuhan, yang tidak boleh dianggap sebagai Dzat Penguasa Penuh Kuasa yang berjarak atas takdir-takdir manusia, tetapi sebagai Sahabat dan Kekasih Jiwa. Kaum mistikus memiliki hasrat mengenal Tuhan, sehingga mereka bisa mencintai-Nya, dan telah percaya bahwa jiwa dapat menerima: wahyu Tuhan, melalui sebuah pengalaman religius langsung – bukan melalui indera-indera atau kecerdasan – dan, dengan cara ini, memasuki keintiman dengan-Nya.
Mereka percaya bahwa manusia dapat memiliki pengalaman ini, pastilah ada dalam dirinya satu bagian dari Sifat Ilahiah, bahwa jiwa diciptakan untuk mencerminkan Kemegahan Tuhan, dan segala sesuatu ambil bagian dalam kehidupan Tuhan. Tetapi kaum mistikus mengajarkan bahwa tak satu jiwa pun memiliki pengalaman langsung dengan Tuhan, kecuali dengan penjernihan dari dalam diri; pembersihan jiwa dari kecintaan pada diri sendiri dan dari hawa nafsu adalah bagian mendasar bagi mereka yang hendak mencapai Kebajikan dan Penglihatan Tuhan, demi kesempurnaan Kehidupan Abadi, yang mereka percaya dapat dicapai sekarang, adalah untuk melihat Tuhan dalam Dzat-Nya. Keakuan dapat ditaklukkan dengan dukungan sebuah cinta yang lebih besar daripada kecintaan-diri, dan karenanya kaum mistikus telah menjadi kekasih-kekasih Tuhan, yang mencari penyempurnaan cinta mereka dalam penyatuan dengan Sang Kekasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengunjung yang baik selalu meninggalkan jejak. Kami tunggu kritik saran dan komentar anda!!!

contoh SURAT GUGATAN PERCERAIAN

SURAT GUGATAN PERCERAIAN Kepada Yth: Bapak/Ibu Ketua Pengadilan Negeri/Agama [...................] Di Tempat Dengan hormat ...