Sabtu, 05 November 2016

KONSEP MISTIK

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Konsep Mistik
Menurut asal katanya, mistik berasal berasal dari bahasa Yunani mystikos yang artinya rahasia, serba rahasia, tersembunyi, gelap, atau terselubung dalam kekelaman. Dalam buku De Kleine W.P. Encylopaedie (1950) karya G.B.J. Hiltermann dan Van De Woestijne, kata mistik berasal dari bahasa Yunani myein yang artinya menutup mata. Kata mistik sejajar dengan kata Yunani lainnya musterion yang artinya suatu rahasia. Paham mistik dilihat dari segi materi ajarannya dapat dipilah menjadi dua, yaitu paham mistik keagamaan, yang terkait dengan Tuhan dan keTuhanan, dan paham mistik non-keagamaan, yang tidak terkait dengan keTuhanan.
Dalam kata mistik itu terkandung sesuatu yang misterius, yang tidak dapat dicapai dengan cara-cara biasa atau dengan usaha intelektual. Mistik telah disebut sebagai “arus besar kerohanian yang mengalir dalam semua agama.” Dalam artinya yang paling luas, mistik bisa didefenisikan sebagai kesadaran terhadap kenyataan tunggal – yang mungkin disebut kearifan, cahaya, cinta atau nihil.[5]
Namun, defenisi-defenisi semacam itu hanya sekadar petunjuk saja. Sebab kenyataan yang menjadi tujuan mistik, dan apa yang tak terlukiskan, memang tidak bisa dipahami, dijelaskan dan diungkapkan dengan cara persepsi apapun; baik filsafat maupun penalaran logis. Hanya kearifan hati, gnosis, ma`rifah, yang bisa mendalami beberapa di antara seginya. Diperlukan sebuah pengalaman rohani yang tidak tergantung pada metode-metode indera dan fikiran. Begitu si pencari memulai perjalanannya menuju kenyataan akhir ini, ia akan dibimbing oleh cahaya batin. Cahaya itu akan semakin terang ketika ia membebaskan diri dari keterikatannya dengan dunia atau, seperti kata para sufi; menggosok cermin jiwanya sampai mengkilap. Hanya setelah masa pemurnian yang lama – yang dalam mistik Kristen disebut via purgativa – si pencari bisa mencapai via iluminativa, tempat di mana ia diberkati cahaya dan kearifan. Dari sana ia bisa mencapai sasaran akhir pencarian mistik, yakni unio mystica atau via unitiva. Hal ini bisa dihayati dan diungkapkan sebagai perpaduan cinta, atau sebagai visio beatifica, yakni tempat jiwa menyaksikan segala yang diluar jangkauan penglihatan, diliputi oleh cahaya Tuhan. Hal ini bisa digambarkan sebagai penyingkapan cadar ketidaktahuan, cadar yang menutupi ciri-ciri dasar Tuhan dan makhluknya, yang dalam istilah tasawuf disebut kasyaf, mukasyafah. 
Dari pengertian mistik di atas, dapat diketahui bahwa mistik bersifat universal, terdapat di semua agama, bersifat rahasia dan sulit dicermati secara ilmiah. Khusus dalam Islam, paham mistik disebut tasawuf atau sufisme. Tasawuf yang berkembang di Indonesia telah mengalami perkembangan dan pada sebagian ajarannya telah dipengaruhi oleh berbagai kepercayaan pra-Islam dan ajaran Hindu-Budha. Paham semacam ini disebut sebagai Islam kebatinan. Paham ini melakukan sinkretisme antara ajaran tasawuf dengan ajaran kebatinan di luar Islam. Di Indonesia, paham Islam kebatinan ini kemudian berkembang menjadi berbagai macam aliran-aliran kepercayaan dan kebatinan. Pada perkembangannya, aliran-aliran tersebut kelihatan sudah jauh meninggalkan ajaran Islam yang murni, bahkan hampir tidak ada kaitan sama sekali dengan ajaran Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengunjung yang baik selalu meninggalkan jejak. Kami tunggu kritik saran dan komentar anda!!!

contoh SURAT GUGATAN PERCERAIAN

SURAT GUGATAN PERCERAIAN Kepada Yth: Bapak/Ibu Ketua Pengadilan Negeri/Agama [...................] Di Tempat Dengan hormat ...