A.
Biografi Izzuddin bin Abdussalam
Izuddin bin Abdussalam nama lengkapnya adalah Abdul Aziz bin Abdissalam bin Abi
Al-Qasim bin Hasan bin Muhammad bin Muhadzdzab, bergelar Izzuddin (kemuliaan
agama). Ia berasal dari Maghribi, kelahiran Damsyik, menetap dan
meninggal di Mesir, digelar Sultan al-Ulama oleh Ibn Daqiq al-Eid.[1]
Dilahirkan pada tahun 578 H. Mempelajari ilmu Usul Fiqh melalui al-Aamidi.
Terkenal dalam bidang Fiqh, Tafsir dan Bahasa Arab. Beliau menjadi seorang tokoh hebat di zamannya, terutama berkenaan
Syariah. Beliau sangat wara’ dan berani berhujjah menegakkan kebenaran.[2]
Gelar Izzuddin diberikan sesuai dengan
adat pada masa itu. Setiap khalifah, sultan, pejabat, terlebih lagi para ulama
diberi tambahan gelar pada namanya. Gelar ini nantinya lebih melekat dalam
dirinya. Sehingga ia lebih dikenal dengan nama Izzuddin bin Abdussalam atau
Al-Izz bin Abdussalam. Selain itu, ia juga digelari Sulthan Al-Ulama (raja para
ulama) oleh muridnya, Ibnu Daqiq Al-id. Ini sebagai legitimasi atas kerja keras
beliau menjaga reputasi para ulama pada masanya. Usaha itu diimplementasikan
dalam sikap-sikapnya yang tegas saat melawan tirani dan kediktatoran. Beliaulah
yang mengomandani para ulama dalam beramar ma’ruf nahi mungkar.
Selama beberapa tahun ia menjabat qadhi
di kota Damaskus. Namun, karena tidak sejalan dengan penguasa di kota itu,
beliau hijrah menuju Mesir. Ia akhirnya bermukim di kota Kairo. Najmuddin
Ayyub, penguasa kota saat itu, menyambut kedatangannya. Ia kemudian diangkat
sebagai khatib masjid Jami’ Amr bin Al-Ash dan Qadhi di Kairo.
Banyak ulama yang memberikan sanjungan
kepada Izzuddin. Tajudin As-Subki menyebutnya sebagai Syaikhul Islam wal
Muslimin, salah satu imam terkemuka, sultanul ulama, imam pada masanya yang
tidak ada duanya, penyeru kepada yang ma’ruf dan pencegah kemungkaran, orang
yang memahami hakikat, rahasia, dan maqasid (tujuan) syariat.
Ibnu Katsir menulis dalam Al-Bidayah wa An-Nihayah, “Al-Izzu adalah
mahaguru mazhab dan pemberi mamfaat pada kelompoknya. Ia memiliki karya-karya
yang fenomenal, menguasai mazhab, menghimpun banyak ilmu, memberi kontribusi
yang berarti bagi murid-muridnya, aktif mengajar di madrasah-madrasah, berhenti
kepadanya tongkat kepemimpinan As-Syafi’iyah, dan ia dimintai fatwa di berbagai
daerah. Ia adalah orang yang lemah lembut, rupawan serta banyak mengutip
syair.”
Salah satu muridnya, Syaikh Sihabuddin
Abu Syamah mengatakan,”Ia adalah orang yang lebih layak menyampaikan khutbah
dan memimpin shalat. Ia telah menghilangkan bid’ah yang dilakukan oleh para
khatib, seperti mengetukkan pedang pada mimpar. Ia juga mencegah orang-orang
melakukan shalat Raghaib dan Nisfu Sya’ban.”
Pada masa studinya Ia berguru kepada
Syaikh Fahruddin bin Asakir, belajar ushul dari Syaikh Saifuddin Al-Amidi,
belajar hadits dari Al-Hafizh Abu Muhammad Al-Qasim dan Al-Hafizh Al-Kabir Abu
Al-Qasim bin Asakir. Ia juga menimba ilmu dari Barakat bin Ibrahim Al-Kasyu’I,
Al-Qadhi Abdusshamad bin Muhammad Al-Harastani, dan lain-lain. Demikian menurut
Imam As-Subki dalam Thabaqat Asy-Syafi’iyah.
Imam As-Subki juga menyebut sebagian
murid-murid Imam Al-Izzu di antaranya: Ibnu Daqiq Al-Id, Imam Alaudin Abu
Muhammad Ad-Dimyathi, dan Al-Hafizh Abu Bakar Muhammad bin Yusuf bin Masdi.
Dalam rentang kehidupannya izzuddin bin
Abdussalam telah memberikan sumbangan pemikirannya yang sangat penting dalam
keilmuan islam. Izzuddin Al-Husaini menilai Imam Al-Izzu sebagai tokoh sentral
ilmu pada masanya yang menguasai berbagai disiplin keilmuan. Adapun menurut
ulama lainnya, Imam Al-Izzu adalah Sultanul Ulama dan Syaikhul Ulama. Ia
bagaikan lautan ilmu dan pengetahuan. Ia termasuk orang yang disebut “ilmunya
lebih banyak daripada karyanya”. Di antara karya-karya beliau adalah:
1. Al-Qawaid As-Shughra
2. Qawaidhul Ahkam fi Masalihil Anam
3. Al-Imamah fi Adillatil Ahkam
4. Al-Fatawa Al-Misriyah
5. Al-Fatawa Al-Maushuliyah
6. Majaz Al-Qur’an
7. Syajarah Al-Ma’arif
8. At-Tafsir
9. Al-Ghayah fi Ikhtishar An-Nihayah
10. Mukhtasar Shahih Muslim dan lain-lain
Semoga Allah
mensucikan ruhnya dan memberikan pahala yang sempurna kepada beliau atas amal
dan jihadnya. Semoga kaum Muslimin memperoleh keberkahan ilmunya demi kejayaan
Islam dan Muslimin.[3]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pengunjung yang baik selalu meninggalkan jejak. Kami tunggu kritik saran dan komentar anda!!!